Berubah, sulitkah? Jawabannya
tentu berbeda-beda. Bagi segelintir orang yang merasa sudah “hijrah” dari
pola-pola lama ke masa pembaharuan tentu akan berkata berubah itu tidak sulit.
Tapi, kalimat itu terucap setelah melalui proses yang panjang. Artinya, untuk
berubah tentu bukanlah hal yang mudah. Tentu sebelum kita lanjutkan harus kita
garis bawahi dulu bahwa perubahan yang dimaksud dalam topik kita kali ini
adalah dalam kacamata konstruktif. Kendati pun pola destruktif juga bagian dari
perubahan. Akan tetapi, ke-sejatian dari sebuah perubahan adalah change from
the bad to the better.
Apa pun ceritanya, berubah
tetaplah membutuhkan proses yang tidak singkat. Yang terpenting dari upaya
merubah diri bukanlah pada apa saja yang kita lakukan untuk bisa berubah akan
tetapi terletak pada kapan kita mulai berubah. Karena andai memulai proses
sebuah perubahan kita terjebak dalam hal-hal konseptual dalam artian memulai
keinginan berubah pada hal-hal teoritis maka, secara otomatis kita hanya akan
berubah secara teori sedangkan dalam realita yang sesungguhnya kita masih jauh
dari kata berubah. Untuk itulah, untuk berubah hanya ada satu cara yaitu
“segera berubah dan dimulai dari sekarang”.
Tahun 2010, ketika penulis
berkesempatan mengikuti international coverative fishary organization ceminary
di Jakarta, dalam satu kesempatan bersama Dr. Yadava dari India beliau
menguraikan bahwa untuk mengembalikan perairan sunda kelapa seperti dahulu kala
sebelum tercemar dibutuhkan waktu 50 tahun. Yang terpenting dari kurun waktu 50
tahun itu adalah bukan pada apa saja yang kita lakukan selama kurun waktu 50
tahun akan tetapi kapan titik awal 50 tahun itu kita mulai. Ungkapan ini sekali
lagi menegaskan kepada kita bahwa pentingnya untuk menentukan kapan kita mulai
berubah.